Berita
15 Nov 2023 09:19:12
Admin
Anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder memiliki karakteristik komunikasi yang khas. Berikut adalah beberapa karakteristik komunikasi umum pada anak-anak dengan ASD :
1. Kesulitan komunikasi ekspresif
Anak ASD sering menghadapi kesulitan dalam komunikasi ekspresif yang merujuk pada kemampuan mereka untuk menyampaikan pikiran, perasaan, atau keinginan pada orang lain.
2. Kesulitan komunikasi reseptif
Selain komunikasi ekspresif, anak ASD juga mengalami kesulitan dalam komunikasi reseptif. Contohnya seperti kesulitan memahami Bahasa verbal, memahami instruksi atau kesulitan mengenali perbedaan antara kata-kata konkret dan abstrak.
3. Memiliki kosa-kata yang bagus, tapi tidak digunakan secara sosial.
Mereka mungkin menguasai banyak kosakata, tapi mereka kesulitan dalam menggunakan kosakata tersebut secara sosial atau dalam konteks interaksi dengan orang lain.
4. Bukan Bahasa percakapan – terlihat berbicara dengan orang lain.
Beberapa anak ASD cenderung terjebak dalam monolog panjang tentang minat khusus tanpa memberi kesempatan bagi orang lain untuk berbicara atau berpartisipasi dalam percakapan.
5. Kesulitan modulasi suara
Tantangan lain bagi anak ASD dalam berkomunikasi adalah kesulitan untuk modulasi suara. Mereka sering kali mengalami kesulitan dalam mengatur volume, intonasi, dan kecepatan bicara.
6. Echolalia
Echolalia adalah perilaku mengulang kembali kata-kata atau kalimat yang didengar. Contohnya saat ditanya “siapa namamu?”, alih-alih menjawab pertanyaan dengan namanya, mereka akan mengulang pertanyaan “siapa namamu?”.
7. Interpretasi yang konkret dalam memahami Bahasa
Anak ASD sering mengalami kesulitan dalam memahami Bahasa dengan cara yang lebih abstrak atau kontekstual. Contohnya seperti kesulitan memahami kiasan, idiom, majas dan keterbatasan dalam memahami humor yang menggunakan permainan kata-kata.
Namun, meskipun anak-anak ASD mengalami tantangan dalam komunikasi, dengan dukungan dan intervensi yang tepat, mereka dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dan berinteraksi dengan lingkungan mereka secara lebih efektif.
1. Kesulitan menangkap petunjuk dan isyarat sosial
Anak dengan autism spectrum disorder sering mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami petunjuk isyarat sosial seperti ekspresi, gesture, bahasa tubuh dll. Contohnya seperti menghadapkan tubuh kepada seseorang yang menunjukkan perhatian dan minat, mengacungkan jari telunjuk sebagai isyarat menunjuk sesuatu, atau mengangkat bahu sebagai ekspresi ketidakpastian.
2. Kesulitan mengerti bahasa nonverbal (bahasa tubuh, ekspresi wajah, gesture.)
Berkaitan dengan poin nomor 1, kesulitan ini biasanya berkaitan dengan tantangan dalam memproses informasi sosial dan memahami nuansa komunikasi yang kompleks.
3. Kesulitan memahami sarkasme, idiom, dan kata-kata yang mempunyai makna ganda
Tantangan ini terkait dengan pemrosesan bahasa yang lebih literal dan kesulitan dalam memahami nuansa, humor, atau arti yang tersembunyi dalam komunikasi.
4. Kesulitan mengerti aturan yang tidak tertulis
Tantangan ini terkait dengan kesulitan anak ASD dalam memahami konteks sosial dan membaca isyarat nonverbal yang biasanya terdapat pada norma sosial, tata krama, etika, dan interaksi sosial yang kompleks.
5. Individu dengan autism akan termotivasi untuk menjadi sosial , tetapi tidak tahu bagaimana caranya berinteraksi secara natural, belajar aturan sosial dan bagaimana menggunakannya.
Hal ini dapat kita ajarkan dengan memodelkan perilaku yang sesuai dalam berbagai konteks sosial dan mengajarkan mereka bagaimana merespons situasi sosial yang berbeda dengan menunjukkan contoh konkret. Selain itu kita juga dapat menggunakan bantuan visual untuk menggambarkan norma atau aturan yang tidak tertulis. Bisa juga dengan menggunakan sosial story untuk menjelaskan aturan dalam situasi tertentu. Sosial story ini bisa menggambarkan skenario sosial dengan detail tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
1. Desakan untuk melakukan hal dengan cara-cara atau rutinitas tertentu
Anak dengan ASD mungkin sangat terikat pada rutinitas yang ketat. Mereka ingin melakukan aktivitas tertentu pada waktu yang sama setiap hari, dan perubahan dalam rutinitas mereka dapat membuat mereka merasa cemas atau tidak nyaman.
2. Kesulitan berpikir fleksibel
Hal ini mengakibatkan mereka kesulitan dalam mengubah pikiran atau cara berpikir mereka ketika dihadapkan pada situasi yang berbeda atau perubahan rutinitas.
3. Semuanya meliputi minat atau obsesi
Anak dengan ASD dapat memiliki minat yang sangat khusus dan mendalam terhadap topik atau objek tertentu. Contohnya, mereka mungkin memiliki obsesi dengan angka, huruf, transportasi, jenis mainan tertentu, atau topik lainnya.
4. Minat yang kuat terhadap fakta
Berkaitan dengan minat dan obsesi pada anak ASD, mereka cenderung memiliki minat yang kuat terhadap fakta seperti fakta ilmiah, data Sejarah, karakteristik tempat atau negara, atau data statistik.
5. Gerakan yang diulang-ulang
Stimming adalah perilaku repetitif yang sering terlihat pada anak dengan gangguan spektrum autis (ASD). Stimming dapat berupa gerakan tubuh, seperti menggoyangkan tubuh, menggelengkan kepala, menggerak-gerakkan tangan, atau perilaku lain yang berulang-ulang seperti memutar benda-benda kecil atau mengulangi kata-kata atau suara tertentu.
6. Permainan yang terbatas, perilaku yang diulang-ulang yang khas, yang tidak melibatkan interaksi sosial dengan orang lain.
Perilaku repetitif, minat yang terbatas dan fokus pada topik tertentu membuat mereka kesulitan untuk berinteraksi dan menyesuaikan dengan topik atau aktivitas yang lebih umum di kalangan teman sebayanya.
Meskipun minat yang terbatas dan perilakuk repetitif adalah salah satu ciri khas dari anak dengan gangguan spektrum autisme. Namun penting untuk tetap mencari cara untuk mengelola atau mengarahkan perilaku ini agar tidak mengganggu kegiatan sehari-hari atau kemampuan mereka untuk berinteraksi sosial dan belajar.
18 Januari 2023
Admin
18 Januari 2023
Admin
Managed By ABK Istimewa
@2022 - 2024